Thursday, March 17, 2011

Surat dari Greenpeace

Dear Xxxx,

Hati kami ikut merasakan duka mendalam bersama dengan masyarakat Jepang. Kami memahami bahwa saat ini masih terlalu dini untuk menilai tingkat kerusakan akibat gempa bumi, tsunami dan krisis nuklir yang terjadi di sana, namun kami yakin bantuan darurat terus dikerahkan untuk mencapai ribuan korban yang terkena dampak bencana ini.


Kami di Greenpeace Asia Tenggara pernah merasakan bencana gempa dan tsunami serupa, dan tetap rentan terhadap dampaknya yang menghancurkan. Dan sekarang kami bersimpati pada keluarga besar Greenpeace di Jepang.
Sangat disayangkan bahwa alih-alih memfokuskan diri dalam mengerahkan semua sumber daya untuk upaya penyelamatan dan bantuan pada para korban gempa dan tsunami, pemerintah Jepang saat ini juga harus berhadapan dengan krisis yang disebabkan oleh resiko yang tak terhindarkan dari pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN).

Sesungguhnya situasi ini bisa dihindari. Kita terus-menerus diingatkan akan resiko berbahaya dari PLTN, bahwa kita akan selamanya rentan terhadap potensi yang mematikan dari kombinasi kesalahan manusia, kegagalan rencana pembangunan dan bencana alam.

Inilah saatnya bagi ASEAN untuk berhenti menyusun rencana penggunaan nuklir di kawasan, dan saatnya bagi para pemimpin bangsa dan pembuat keputusan untuk menyatakan bahwa nuklir tidak akan pernah aman, dan bahwa energi terbarukan adalah solusi terbaik untuk masa depan.

Kami sangat prihatin atas keselamatan para pekerja dan komunitas di sekitar pembangkit listrik tenaga nuklir yang rusak akibat bencana gempa di Fukushima, Jepang. Greenpeace selalu memonitor situasi yang terjadi, dan akan terus melaporkan perkembangannya di sini. Berkat dukungan Anda kepada Greenpeace, kami akan terus berkampanye dan berjuang untuk masa depan yang lebih bersih, hijau, dan aman.

Salam hangat,


Xxxx
Direktur Kampanye
Greenpeace Asia Tenggara

Thursday, February 10, 2011

Puas RUM... Puas Kasih ASI

...sedang asyik ngobrol tentang home treatment dengan seorang teman di lift.. jam pulang kantor...
"Eh, ada Mas xxx"
'Ini ibu - ibu mau pada pulang?'
"iya"
'semuanya?'
"iya"
"Apa kabar mas.. lama tidak berkoordinasi"
'Alhamdulillah sehat.. anak apa kabar ? sehat?'
"Alhamdulillah sehat, sempat kena flu, tapi sekarang sudah baikan"
'Kasih ASI, itu paling bagus'
"iya mas, Alhamdulillah masih full ASI"
...sampai di lantai dasar kemudian berpisah...

Alhamdulillah, walau si Bapak belum dikaruniai anak, dia sudah paham terlebih dahulu tentang urgensi pemberian ASI. Beda dengan saya yang baru ngeh pada masa-masa kehamilan saya.Alhamdulillah dikasih lingkungan yang pro ASI ditengah-tengah arus modernisasi kota Jakarta yang kalau gak kasih sufor bisa dibilang pelit karena si Ortu dua-duanya bekerja. It isn't all about money, right? but money does support a lot of things, hehe. Ditengah-tengah hebohnya penemuan dari grup penelitian di IPB tentang susu formula sampel tahun 2003 - 2006 yang terkontaminasi bakteri sakazaki , ASI terasa jadi barang yang mewah sekali. Puas rasanya masih bisa kasih ASI sampai sekarang, semoga bisa lanjut terus.

Lain cerita nih, cuaca di kota Jakarta sedang tidak ramah, penyakit kok rasanya gampang sekali hinggap ya. Parahnya lagi, kali ini menyerang saya PLUS anak saya. Cobaan untuk IRUM pertama kalinya, karena Athar biasanya sakit hanya karena KIPI imunisasi, kali ini terserang flu yang membuat suhu badannya lebih tinggi dari biasanya. Sebenarnya saya sendiri hampir terjerumus ke perbuatan IRUM terhadap diri saya sendiri kalau tidak diteriaki teman saya sendiri "Mba  ul.. kamu kok IRUM siiii???? Mba nope... Mba rine... Mba ulya niiiiiyyyy... " hahaha, lucu sekali teman saya itu.  Padahal saya sendiri sudah tahu, obatnya ya istirahat, makan dan minum yang banyak, trus jangan lupa pake masker biar virusnya gak pingpong ke Athar. Tapi yaa.. secara.. kerjaan tuh numpuk diawal bulan, mana bisaa istirahaat. Di rumah juga tentunya tidak bisa istirahat full, diinterupsi sedikit-sedikit waktu tidurnya buat si kecil Athar. 
Buat saya sudah jelas, makan minum yang banyak, istirahat pas weekend plus balsam dan tentunya massage untuk mengurangi gejala yang timbul sambil menunggu kekebalan naik dan melawan virus-virus flu. Sempat konsultasi dengan teman yg berprofesi dokter, 
"udah empat hari ya meler, bersin pusingya?.. saranku harus kasih antibiotik tuh"
(dalam hati , 'tidaaaaaakkk')  'kok antibiotik, kan ini virus bukan bakteri'
"abis dikasih vitamin juga gak sembuh2"
maaf ya Bu dokter, tapi saya anti AB kalau untuk flu aja. Wah, harus meracuni temanku itu dengan virus RUM nih.
Untuk Athar, perbanyak cairan, tempel terus asinya, rendam air hangat + minyak kayu putih, kasih transpulmin bb untuk mempernyaman tidurnya plus borehan bawang + minyak kayu putih dkk. Kalau untuk Athar lebih gak tega lagi kasih obat, masih kecil, efek samping jangka panjangnya yang dikhawatirkan, plus.. belum perlu ah.. 
Suami sempat ajak Athar ke dokter, wajar sih.. gak tega lihat anak sakit. Aku sih hayuk aja, insyaAllah ta' bawa ke dokter-dokter yang RUM biar suami tenang dan semakin mendukung aksi RUM dikeluarga, Alhamdulillah gak sampai kesana, sudah baikan suhu tubuhnya dan kembali ceria. 
Masih belajar banyak untuk RUM, apalagi keluarga saya masih belum RUM dan saya sempat dipaksa minum obat warung P*****d ketika flu kemarin. 
Kadang ada yang berfikir, kenapa mikir dua kali untuk kedokter dan minum obatnya? kan direimburse juga biaya kesehatannya. Ke dokternya sih gak masalah, treatmentnya yang harus mikir dua kali. Sekali lagi, it's not about the money, (but money does support a lot of things *tetep). 

..di lift.. jam pulang kerja..
"Puas kan kalau berhasil RUM?"
' iya juga ya' 

*lanjut nanti utk library nya..

Friday, January 7, 2011

Antara Kata dan Kerja

"Doain yaa"
'Udah, kamu masukin aplikasi dulu baru ta' doain. Masa iya gara-gara doa, aplikasinya bisa melayang sendiri kesana. Nanti kalau sudah, lapor, baru ta' doain'
"hahaha.. iyo iyo"

"Ngga usah publish dulu kalau istri baru awal-awal hamil.. diem diem aja, nanti kalau sudah lahiran baru. biar tahu sendiri saja"
'oo gitu ya pak. baiklah'

"tulisannya bagus-bagus kok"
'karya nyatanya apa ya?'
"hmmm, ga ada sih. gitu gitu aja"
' -_- '


Hidup ini tampaknya hanya butuh satu Mario Teguh
Selebihnya, biarkan Engineer Engineer baru , Scientist Scientist baru, seniman seniman baru untuk menorehkan kisahnya dalam kerja kerja nyata
Sudah terlalu banyak orang bermain dalam kata, mimpi tapi dibagi kepada orang-orang yang tidak tepat. Lakukan sajalah...
Lelah membacanya dan lelah mendengarnya :)
Apalah arti kata, jika tiada kerja.
Biarkan kata untuk pribadi, kerja menjadi inspirasi

--If everything has been written down, so why worry you said-- Dewi Lestari