Monday, August 30, 2010

Bijak Menggunakan THR

Semenjak memiliki lebih banyak waktu di rumah, saya jadi lebih sering mendengar siaran berita di televisi. Entah kenapa sering sekali saya mendengar tema tema mengenai penggunaan THR, maklum, bulan Ramadhan selain identik dengan segala sesuatu yang bernuansa religi juga diidentikkan dengan adanya THR, tunjangan hari raya. Saya sempat bertanya, darimana ya cikal bakal THR ini? mungkin karena adanya momen mudik lebaran sehingga perusahaan mengakomodir karyawannya dengan pemberian THR ini. Kabarnya, PNS pada waktu silam tidak memasukkan THR dalam anggaran remunerasi pegawainya, jadi dana diambil dari anggaran pribadi masing-masing institusi, mungkin masih sampai sekarang(?). 

Jadi, ada apa dengan THR? terpicu oleh obrolan dengan salah satu teman mengenai manajemen keuangan dalam rumah tangga, momen THR ini saya rasa menjadi salah satu kesempatan untuk memenuhi amplop-amplop keuangan RT alias Rumah Tangga. 

Sikap konsumtif mewabah di Indonesia ketika Ramadhan datang. Benarkah??
Yaaa, kalau dilihat dari liputan-liputan di televisi, omset penjualan yang naik, ramainya penjual makanan dan pakaian, saya rasa memang demikian adanya. Ada yang berdalih, "toh setahun sekali". Well, kalau masih bisa dimanfaatkan untuk pundi pundi lain selain belanja pribadi, mengapa tidak? setahun sekali juga bukan kita mendapat tambahan berupa THR ini? :) 

Menurut saya, penggunaan THR dalam suatu keluarga sangat bergantung dari visi misi keluarga tersebut. Mungkin bukan visi misi yang sering kita lihat dalam organisasi, tapi lebih kepada perencanaan mau dibawa kemanakah keluarga kita dalam (setidaknya, dan bukan bermaksud meniru repelita :D ) lima tahun kedepan. Ah, tapi saya bukan ahli keuangan, jadi tidak bisa mematok nilai prosentasi dalam tiap amplopnya. 

Hutang (baik itu hutang kepada orang atau hutang cicilan) adalah satu yang utama untuk dilunasi. Kenapa? karena ketika hutang menipis, dana bisa dimaksimalkan untuk investasi atau menambah hutang yang lain :) (hutang cicilan untuk investasi maksudnya). Juga mengingat salah satu prinsip dalam islam juga yang menyebutkan bahwa tidak bisa kita makan enak sementara masih ada hutang yang belum terbayar. Merasa tersindir? semua orang rasanya akan merasa tersindir :D. Tapi, ada juga yang berpendapat bahwa tidak apa-apa hutang dibiarkan lama, sementara dananya bisa untuk diputar ke tempat yang lain yang menghasilkan dana tambahan, hmmm.. Sekali lagi saya belum menggali lebih lanjut antara hubungan prinsip islam mengenai hutang dan pemanfaatan hutang, mungkin ada tafsir yang lebih dari sekedar kalimat harfiahnya.

Oke, pertama hutang, kedua adalah investasi dalam bentuk apapun yang disukai, walaupun mungkin baru bisa berupa tabungan. Lebih besar nilai return investasinya, lebih besar pula resikonya. Kalau mau mencari investasi yang aman dan returnnya besar, biasanya butuh waktu lama. Jadi, disesuaikan dengan rencana RT kita tentunya. Mengenai jenis-jenis investasi, rasanya sudah banyak yang membahas, tinggal dipilih dipilih :). Baru terfikir oleh saya dua amplop yang dapat diisi ketika kita (mumpung) mendapat THR. Dua amplop tersebut tentunya setelah dikurangi amplop zakat dan sedekah demi bersih dan barokahnya harta kita.

Sekian uneg-uneg yang mau dikeluarkan, (mumpung) ga bisa tidur lagi setelah terbangun. Saatnya tidur lagi sebelum nanti bangun lagi menemani orang-orang makan sahur.

Monday, August 23, 2010

Motherhood I (Menyusui yuk...)

Dua bulan tiga hari adalah usia saya dalam dunia Ibu, tentunya belum cukup menjadikan saya seorang profesional mom. Namun, dua bulan tiga hari cukup untuk membuat saya berbagi pengalaman, terutama agar para new mom tidak melakukan kesalahan seperti yang pernah saya lakukan.

Common problem yang sering terjadi :

1. Problem Menyusui

Sebelum melahirkan, saya selalu diwanti-wanti teman kantor untuk memberikan asi eksklusif. Kenapa?
Mengutip dari william sears, M.D. dalam bukunya the baby book "air susu manusia untuk bayi manusia adalah sungguh masuk akal!", begitu juga Hiromi shinya,M.D dalam bukunya the miracle of enzym,berpendapat bahwa "susu sapi hanya untuk anak sapi" (oops).
Lagi-lagi saya setuju dgn dr.sears bahwa tampaknya mudah untuk beralih ke susu formula,ketika melihat perjuangan ibu untuk memberikan asi pada awal kelahiran. Setidaknya itu yang saya alami, derai air mata turut mengiringi proses pemberian asi karena khawatir tidak berhasil, walau mungkin efek dari baby blues juga(kondisi ibu yang tiba2 sedih dan menangis karena hormon pasca melahirkan).
Langsung saja,berikut adalah persiapan dan masalah yang mungkin terjadi.
- siapkan baju menyusui (baju yang memiliki kancing atau resleting di depan), bra menyusui plus breast padnya, pompa asi (alat perah asi, jaga jaga bila asi sudah keluar namun bayi belum bisa menyusui, untuk menghindari bengkak dan mastitis pada PD)
Biasanya pompa disediakan oleh rumah sakit. Tapi saran saya,lebih baik mempelajari cara perah asi dengan tangan sebelum membeli pompa asi. Perah dengan tangan lebih simpel, tidak perlu sterilisasi alat, murah dan tidak sakit. Caranya bisa dicari di google atau youtube dengan kata kunci teknik marmet.
- Manfaatkan secara maksimal jasa suster untuk memperlancar proses menyusui.
Jangan sungkan sungkan ya, kalau perlu datangi konsultan laktasi di kota anda.
- Tahan godaan memberikan susu formula kepada bayi, karena bayi mampu "puasa" selama tiga hari. Terus lakukan usaha pemberian asi secara langsung atau asi perahan. Jika asi belum keluar,terus susui bayi anda karena akan merangsang keluarnya asi.
Jangan lupa dorongan dari keluarga agar sang ibu tidak mudah menyerah,mengingat kondisinya yang masih lemah.
- Siapkan donor asi, bila perlu. Mengenai donor asi, bisa didiskusikan dengan suami terlebih dahulu. Pada beberapa orang tidak prefer menggunakan jasa ini mengingat efeknya di masa depan.
- Lakukan pijat PD dan kompres air hangat air dingin secara bergantian untuk memperlancar asi. Cara pijat disearch di youtube aja ya, agak sulit menjelaskannya disini.
- Untuk menghindari kasus flat nipple, lakukan perawatan nipple sejak hamil 7 bulan keatas. Caranya, bersihkan nipple dan tarik-tarik perlahan menggunakan baby oil.
- Lecet pada nipple wajar terjadi pada minggu minggu awal menyusui,karena lidah bayi masih kasar. Solusinya, selalu oleskan asi sebelum dan sesudah menyusui serta angin anginkan sebentar setelah menyusui,cara ini yang paling efektif untuk saya. Ada beberapa cream yang mungkin membantu, semisal momilen, kamilosan dan medela purelan. Silahkan pilih cara yang paling disukai. Selebihnya, memang harus ditahan walau menyusui sambil nangis menahan sakit :-D,demi manfaat yang abadi. Untuk bayi laki laki kabarnya lebih kuat nyusunya, sehingga lebih berpeluang lecet, setidaknya itu hasil survey saya sendiri terhadap teman-teman. Siapkan mental saja ya Bu.
- Lakukan perlekatan (latch on) yang tepat, yaitu mulut bayi terbuka maksimal sehingga bayi menyusu pada bagian aerola bukan pada nipple saja, perut bayi head to head dengan perut ibu.
- Jika terjadi bengkak atau bahkan mastitis pada PD anda, lakukan pijat dan kompres lalu perah. PD yang bengkak harus diperah atau disusui,jika tidak,bisa menjadi mastitis yaitu bengkak,sakit jika disentuh disertai demam, sangat tidak nyaman tentunya.
- Selain tekad dan niat yang kuat, dukungan keluarga terutama suami sangat penting dalam proses pemberian asi. Jika tidak, jangan heran kalau bayi anda tidak pernah merasakan ASI yang merupakan hak bayi tentunya.
- Terakhir, ikuti milis yang dapat membantu anda menemukan jawaban detail atau sekedar curhat seputar masalah penyusuan. Fyi, milis yang saya ikuti adalah asiforbaby, monggo disubscribe :-).

Sekian dulu sharingnya, baru bisa berbagi tentang menyusui. Agak susah cari waktu khusus, akhirnya ngeblog di hape, seru juga ternyata.
Alhamdulillah masih bisa berbagi walau sambil menyusui :-D
Tetep semangat untuk para new mom!