Wednesday, January 16, 2008

Senja di Sekitar Wisma Mulia

Hiruk pikuk kehidupan kota begitu tampak di senja hari itu,untungnya belum macet.Kalau sudah macet, gak ada indah-indahnya sama sekali. Hampir setahun lamanya aku mengalami rutinitas ini,menyebrangi jembatan di sore/malam hari,beberapa kali pernah di pagi hari.

Capek?iya, Puas?lumayan, Jenuh?kadang.

Kemudian, setahun kedepan apakah akan masih sama? Masihkah terus setia dengan jembatan ini.Belum tentu juga masih hidup sih.Berharap yang terbaik saja lah.


It's been a long and winding journey

But I am finally here tonight

Picking up the pieces and walking back into the light

Into the sunset of the glory

Where my heart and future lies

There's nothing like this feeling
*taken from Guy Sebastian

6 comments:

brama said...

the sun of glory just rising, mam..
its too early for the sunset =)

Imansyah said...

Jenuh bisa saja menghampiri. Tapi tulus ikhlas dan seutas senyuman harus selalu menemani. Ya kan? ;)

PS.
Pake kamera apa? Lucu juga tuh senja di backgroundnya!

Ulya Raniarti said...

@brama

Amin.. 33x


@Imansyah

Iya mas,bener banget :)

cuman pake kamera HP 2 MP kok mas.. he3x..
kl pake kamera mas Iman, pasti jauuhhh lebih kereennn

arif said...

It's been a long and winding journey. But there are longer journey that we will pass through... :)

Anonymous said...

Jengah - bosan bisa menyergap siapa saja...

Ada instrumen "berhenti sejenak" untuk mengelola stamina dan "batu-batu loncatan" agar kita senantiasa merasa aktif+tertantang. Keduanya telah tersedia diantara instrumen kehidupan yang lainnya, menunggu untuk di manfaatkan...

Ulya Raniarti said...

arif, di umur yang udah dua puluh an ini menurutku udah lumayan a long and winding journey :)

ka aby, berhenti sejenak dan batu loncatan itu maksudnya sesuatu yang baru ya, diluar rutinitas..
Akan jauh lebih mudah jika keduanya datang menghampiri disaat seseorang memiliki kebingungan untuk menentukan hidup.sebentuk petunjuk akan cukup.