Sunday, September 26, 2004, 11:44:40 PM
Seorang wanita disebut muslimah jika wanita tersebut menganut agama islam. Secara otomatis, wanita tersebut haruslah memiliki akidah islam, yang merupakan dasar dari pelaksanaan ajaran islam secara sempurna. Akidah islam tersebut diantaranya :
Seorang wanita disebut muslimah jika wanita tersebut menganut agama islam. Secara otomatis, wanita tersebut haruslah memiliki akidah islam, yang merupakan dasar dari pelaksanaan ajaran islam secara sempurna. Akidah islam tersebut diantaranya :
Iman kepada Allah SWT
Allah adalah pencipta segala yang ada disekeliling kita, baik yang diketahui maupun tidak.
Setiap detik kehidupan kita diketahui dan direkam oleh Sang Pencipta. Sudah selayaknyalah kita merasa diawasi setiap saat setiap waktu. Dengan adanya kesadaran bahwa kita senantiasa diawasi oleh Allah, maka setiap perbuatan yang kita lakukan akan terjaga dari perbuatan-perbuatan yang tidak sesuai dengan ajaran agama islam. Penghambaan total kepadaNya sudah sewajarnya dilakukan. Semuanya berawal dari keyakinan dan keimanan kita akan adanya Allah, Dzat yang menciptakan seluruh isi dunia ini. Dzat tempat kita bergantung dari segala sesuatu.
Iman kepada Malaikat
Salah satu ciptaan Allah yang lain adalah malaikat. Malaikat adalah makhluk halus yang senantiasa mendampingi kita. Dengan adanya iman kepada Allah, maka berarti kita juga beriman akan semua ciptaanNya, termasuk malaikat.
Iman kepada kitab-kitab
Kalam Allah tertulis dalam kitab-kitabNya yang diturunkan kepada rasulNya. Dalam kitab-kitab tersebut termaktub ajaran-ajaran islam. Kitab yang terakhir yang wajib kita laksanakan perintah-perintah didalamnya adalah AlQuran. Meski demikian, kita tetap wajib meyakini adanya kitab-kitab sebelumnya yang sudah tidak dapat dijumpai lagi.
Iman kepada Rasul-rasul
Rasul adalah manusia biasa yang diutus Allah untuk menyampaikan ajaranNya kepada manusia. Rasul yang terakhir diutus Allah adalah Muhammad SAW. Tiada akan ada lagi rasul setelah nabi Muhammad SAW. Beriman kepada rasul, berarti meyakini adanya utusan Allah sebelum nabi Muhammad, dan meyakini bahwa Nabi Muhammad adalah rasul terakhir, penutup nabi-nabi sebelumnya.
Iman kepada Hari Akhirat
Meyakini bahwa akan dunia ini hanya sementara, dan akhirat merupakan tempat terakhir untuk hidup kekal selamanya.
Iman kepada Qadha dan Qadar
Meyakini akan adanya ketentuan dari Allah.
Ajaran islam membawa harkat dan matabat wanita ke tempat yang paling tinggi, setelah sebelumnya diinjak-injak dan dianggap sebagai makhluk yang tidak diharapkan. Salah satu cara islam mengangkat harkat seorang muslimah adalah dengan perbaikan akhlak. Islam banyak sekali mengajarkan akhlak seorang muslimah, segala sendi kehidupan diatur didalamnya, dari sana kita dapat melihat betapa sempurnanya ajaran islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Mulai dari akhlak terhadap Allah, rasul, AlQuran, orangtua, suami, tetangga, teman, dan lain-lain.
Pada kali ini mungkin saya hanya akan meninjau bagaimana seharusnya akhlak seorang muslimah dari sisi penafsiran surat An-Nur, yang merupakan surat yang khusus ditujukan kepada para muslimah. Pada awal surat ini, disinggung masalah mengenai perzinaan. Hal yang satu ini mungkin menjadi masalah yang sangat sulit diatasi, bahkan dalam kalangan kader dakwah sekalipun. Wanita sebelum dan sepeninggalan masa kejayaan islam selalu diidentikan oleh nafsu syahwat. Hal inilah yang menyebabkan kemunduran peradaban sebuah komunitas masyarakat. Islam sebagai ajaran yang sempurna telah memberitahukan akan bahaya dari zina, dan memberikan aturan-aturan sedemikian rupa untuk mencegah terjadinya hal tersebut. Salah satunya adalah dengan menutup aurat. Seorang muslimah diharuskan menutup auratnya, sebagaimana disebutkan dalam surat An-Nur ayat 31. Ayat ini berbunyi : “ Katakanlah kepada wanita yang beriman, “ Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka kecuali yang (biasa) tampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka,……”
‘Hendaklah mereka menahan pandangan mereka’ adalah salah satu akhlak yang diajarkan islam kepada para muslimah. Seperti dikatakan dalam sebuah ayat dalam AlQuran, ‘janganlah engkau dekati zina’ . Dapat dikatakan bahwa dengan menahan pandangan akan menjauhkan kita dari perbuatan zina yang dapat menjerumuskan wanita ke lembah maksiat yang lebih dalam. Dari sini dapat kita lihat betapa indahnya islam mengatur kehidupan kita. Dalam hubungan pergaulan antara ikhwan dan akhwat, terdapat aturan-aturan sedemikian rupa untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Diantaranya adalah ikhtilat (bercampurnya seorang/beberapa lelaki dan seorang/beberapa perempuan) merupakan salah satu yang diharamkan dalam etika pergaulan ikhwan dan akhwat. Seperti dikatakan dalam sebuah hadits “Tiada bersepi-sepian (berada di tempat sunyi seorang lelaki dan seorang perempuan, melainkan syetan merupakan orang ketiga diantara mereka.” (Diriwayatan Ahmad , Tirmidzi, dan lain-lain).
Berbicara dengan lelaki juga diatur dalam ajaran islam. “Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara, sehingga timbul keinginan orang yang ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik.” (Al-Ahzab : 32). Dari aturan-aturan yang saya baca, saya dapat menyimpulkan bahwa tidak mungkin seorang muslimah dapat besahabat dengan seorang ikhwan, dikarenakan sudah fitrahnya akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan bila persahabatan tersebut terjalin.
Jika kita lihat dalam kehidupan sehari-hari, begitu banyak ajaran islam mengenai pergaulan ikhwan-akhwat yang dilanggar. Perzinaan sudah merebak dimana-mana, secara langsung maupun tidak langsung hal tersebut mengakibatkan kehancuran pada sebuah komunitas masyarakat, padahal ini hanyalah salah satu akhlak yang seharusnya dimiliki oleh setiap muslimah. Sungguh benar perkataan seorang bijak, bahwa baik tidaknya sebuah negara ditentukan oleh wanita yang berada didalamnya. Sungguh islam memang memberikan aturan untuk kemuliaan dan kebaikan umat manusia.
Allah adalah pencipta segala yang ada disekeliling kita, baik yang diketahui maupun tidak.
Setiap detik kehidupan kita diketahui dan direkam oleh Sang Pencipta. Sudah selayaknyalah kita merasa diawasi setiap saat setiap waktu. Dengan adanya kesadaran bahwa kita senantiasa diawasi oleh Allah, maka setiap perbuatan yang kita lakukan akan terjaga dari perbuatan-perbuatan yang tidak sesuai dengan ajaran agama islam. Penghambaan total kepadaNya sudah sewajarnya dilakukan. Semuanya berawal dari keyakinan dan keimanan kita akan adanya Allah, Dzat yang menciptakan seluruh isi dunia ini. Dzat tempat kita bergantung dari segala sesuatu.
Iman kepada Malaikat
Salah satu ciptaan Allah yang lain adalah malaikat. Malaikat adalah makhluk halus yang senantiasa mendampingi kita. Dengan adanya iman kepada Allah, maka berarti kita juga beriman akan semua ciptaanNya, termasuk malaikat.
Iman kepada kitab-kitab
Kalam Allah tertulis dalam kitab-kitabNya yang diturunkan kepada rasulNya. Dalam kitab-kitab tersebut termaktub ajaran-ajaran islam. Kitab yang terakhir yang wajib kita laksanakan perintah-perintah didalamnya adalah AlQuran. Meski demikian, kita tetap wajib meyakini adanya kitab-kitab sebelumnya yang sudah tidak dapat dijumpai lagi.
Iman kepada Rasul-rasul
Rasul adalah manusia biasa yang diutus Allah untuk menyampaikan ajaranNya kepada manusia. Rasul yang terakhir diutus Allah adalah Muhammad SAW. Tiada akan ada lagi rasul setelah nabi Muhammad SAW. Beriman kepada rasul, berarti meyakini adanya utusan Allah sebelum nabi Muhammad, dan meyakini bahwa Nabi Muhammad adalah rasul terakhir, penutup nabi-nabi sebelumnya.
Iman kepada Hari Akhirat
Meyakini bahwa akan dunia ini hanya sementara, dan akhirat merupakan tempat terakhir untuk hidup kekal selamanya.
Iman kepada Qadha dan Qadar
Meyakini akan adanya ketentuan dari Allah.
Ajaran islam membawa harkat dan matabat wanita ke tempat yang paling tinggi, setelah sebelumnya diinjak-injak dan dianggap sebagai makhluk yang tidak diharapkan. Salah satu cara islam mengangkat harkat seorang muslimah adalah dengan perbaikan akhlak. Islam banyak sekali mengajarkan akhlak seorang muslimah, segala sendi kehidupan diatur didalamnya, dari sana kita dapat melihat betapa sempurnanya ajaran islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Mulai dari akhlak terhadap Allah, rasul, AlQuran, orangtua, suami, tetangga, teman, dan lain-lain.
Pada kali ini mungkin saya hanya akan meninjau bagaimana seharusnya akhlak seorang muslimah dari sisi penafsiran surat An-Nur, yang merupakan surat yang khusus ditujukan kepada para muslimah. Pada awal surat ini, disinggung masalah mengenai perzinaan. Hal yang satu ini mungkin menjadi masalah yang sangat sulit diatasi, bahkan dalam kalangan kader dakwah sekalipun. Wanita sebelum dan sepeninggalan masa kejayaan islam selalu diidentikan oleh nafsu syahwat. Hal inilah yang menyebabkan kemunduran peradaban sebuah komunitas masyarakat. Islam sebagai ajaran yang sempurna telah memberitahukan akan bahaya dari zina, dan memberikan aturan-aturan sedemikian rupa untuk mencegah terjadinya hal tersebut. Salah satunya adalah dengan menutup aurat. Seorang muslimah diharuskan menutup auratnya, sebagaimana disebutkan dalam surat An-Nur ayat 31. Ayat ini berbunyi : “ Katakanlah kepada wanita yang beriman, “ Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka kecuali yang (biasa) tampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka,……”
‘Hendaklah mereka menahan pandangan mereka’ adalah salah satu akhlak yang diajarkan islam kepada para muslimah. Seperti dikatakan dalam sebuah ayat dalam AlQuran, ‘janganlah engkau dekati zina’ . Dapat dikatakan bahwa dengan menahan pandangan akan menjauhkan kita dari perbuatan zina yang dapat menjerumuskan wanita ke lembah maksiat yang lebih dalam. Dari sini dapat kita lihat betapa indahnya islam mengatur kehidupan kita. Dalam hubungan pergaulan antara ikhwan dan akhwat, terdapat aturan-aturan sedemikian rupa untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Diantaranya adalah ikhtilat (bercampurnya seorang/beberapa lelaki dan seorang/beberapa perempuan) merupakan salah satu yang diharamkan dalam etika pergaulan ikhwan dan akhwat. Seperti dikatakan dalam sebuah hadits “Tiada bersepi-sepian (berada di tempat sunyi seorang lelaki dan seorang perempuan, melainkan syetan merupakan orang ketiga diantara mereka.” (Diriwayatan Ahmad , Tirmidzi, dan lain-lain).
Berbicara dengan lelaki juga diatur dalam ajaran islam. “Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara, sehingga timbul keinginan orang yang ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik.” (Al-Ahzab : 32). Dari aturan-aturan yang saya baca, saya dapat menyimpulkan bahwa tidak mungkin seorang muslimah dapat besahabat dengan seorang ikhwan, dikarenakan sudah fitrahnya akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan bila persahabatan tersebut terjalin.
Jika kita lihat dalam kehidupan sehari-hari, begitu banyak ajaran islam mengenai pergaulan ikhwan-akhwat yang dilanggar. Perzinaan sudah merebak dimana-mana, secara langsung maupun tidak langsung hal tersebut mengakibatkan kehancuran pada sebuah komunitas masyarakat, padahal ini hanyalah salah satu akhlak yang seharusnya dimiliki oleh setiap muslimah. Sungguh benar perkataan seorang bijak, bahwa baik tidaknya sebuah negara ditentukan oleh wanita yang berada didalamnya. Sungguh islam memang memberikan aturan untuk kemuliaan dan kebaikan umat manusia.
No comments:
Post a Comment