Wednesday, May 23, 2007

Balada 3 Sahabat

Alkisah pada suatu masa, hiduplah tiga orang perempuan yang terlahir dari rahim yang berbeda. Orang pertama, sebutlah namanya Amaloya, merupakan anak bungsu di keluarganya. Perempuan ini adalah anak kesayangan di keluarganya, sampai-sampai keluarganya overprotektif terhadapnya. Sulit sekali untuk mengajaknya pergi ke tempat yang jauh tanpa pengawalan atau pengawasan keluarganya. Orang kedua, sebutlah namanya Filanria, dia adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Walaupun anak kedua, sifat kekanak-kanakannyalah yang paling kentara diantara tiga orang sahabat ini. Entah darimana sifat itu muncul, yang pasti dia bukanlah anak manja di keluarganya. Orang ketiga, sebutlah namanya Briophyta, merupakan anak bungsu yang sangat mandiri. Dia adalah orang yang paling dewasa dibanding dua orang lainnya.
Masing-masing memiliki background yang berbeda, setidaknya mereka tidak berasal dari TK, SD, maupun SMP yang sama, walaupun besar di kota yang sama, kota Jakarta.

Mereka dipertemukan ketika telah beranjak dewasa pada sebuah bangunan putih abu-abu berlantai tiga yang sangat indah, tempat mereka menimba ilmu sekaligus tempat pencarian jati diri. Pada awalnya mereka tidak saling kenal, hanya Filan dan Phyta yang berada dalam satu kelas dan tergabung dalam sebuah komunitas yang dinamai 6 as 1. Mereka (6 as 1) sangat kompak, selalu bersama-sama.
Ada satu rutinitas yang sangat aneh yang selalu mereka lakukan pada saat istirahat, yaitu mojok. Mojok disini bukanlah dalam makna yang negatif, melainkan suatu aktifitas berkumpul pada suatu ruang yang kebetulan berada dalam posisi pojokan pada lantai tiga. Disana mereka melakukan hal-hal yang aneh.
Beberapa orang diantara mereka sangat hobi bernyanyi, bernyanyilah mereka disana.
Ada dua orang yang hobi melempar butiran-butiran marbels ke bawah, dan ketika butiran itu mengenai seseorang (yang terkadang memang ditargetkan), mereka langsung sembunyi tangan dan bingunglah orang tersebut karena ketika menoleh keatas, tak ada sesuatupun yang ditemukan.
Ada yang paling aneh, ia suka melakukan gerakan-gerakan aneh, termasuk silat. Hingga satu saat ketika ia mempraktekkan gerakan ”ciaaaaaat” sambil berbalik arah, terlihatlah seorang sosok yang sangat kami kagumi, guru fisika kami, dan malulah dia.
Ada satu lagi yang memiliki bakat luar biasa dalam seni menyeni, tapi sayangnya dia tak pernah melakukan akifitasnya di tempat pojokan itu, yang dia lakukan hanyalah menyaksikan dengan penuh keprihatinan akan kelakuan teman-temannya yang aneh itu.

Akan tetapi, kebersamaan mereka tak berlangsung lama. Ketika beranjak ke kelas dua, terpisahkan dengan ruang membuat mereka tak lagi sering bersama-sama, ditambah lagi mereka semakin dijauhkan dengan tempat pojokan, karena mereka sekarang berada di lantai dua. Tapi, tali kebersamaan itu tetap ada walau tak sekencang dahulu kala.

Filan dan Phyta pun tak lagi berada dalam kelas yang sama. Akan tetapi mereka dipersatukan dengan kelompok mentoring yang sama dan terkadang aktifitas Rohis yang sama, termasuk Maloy, hingga bergabunglah Maloy dalam tali persahabatan Filan dan Phyta.
Pertemanan Filan, Phyta dan Maloy bermula ketika mereka bertiga bersama-sama mengikuti sebuah pelatihan yang diadakan Rohis SMU di luar kota selama + seminggu lamanya. Pertemanan Filan dan Maloy semakin dekat karena mereka ternyata satu arah dalam perjalanan pulang, sehingga sering pulang bersama-sama (dan mungkin karena pake close-up juga kali ya). Berjalanlah kehidupan persahabatan mereka seperti halnya aktifitas remaja yang lain, ditambah aktifitas kerohisan. Ada yang suka mencuci mukena mesjid, ada yang suka rapat untuk acara-acara keputrian, dan ada yang suka menghias-hias mading. Banyak sekali istilah dalam persahabatan mereka, seperti i’m flying, ronan, BR2, A2, IF,de el el, entah apa maksudnya, yang pasti mereka sangat menyukai bersandi-sandi ria.

Ada beberapa kesepakatan idealisme diantara mereka, terutama yang terucap antara Filan dan Phyta. Diantaranya, sepakat untuk berdialog dengan ”aku” – ”kamu” (menggantikan ”lo”-”gue”), kesepakatan untuk tidak berjabat tangan sesama non muhrim, dan kesepakatan untuk tidak berpacaran. Dan mereka sama-sama saling menguatkan dalam keistiqomahan.
Tapi dibalik gelar kerohisan mereka, tetap seperti remaja lainnya, mereka belum bisa terbebaskan dari aktifitas keceng-mengeceng, yang terjadi mungkin karena perkembangan menuju kedewasaan, sehingga terjadi perubahan dalam ketertarikan yang sayangnya tidak dapat di manage dengan baik oleh mereka, sehingga buku curhatan bersama terisi dengan hal-hal yang demikian.

Green book adalah sebutan untuk buku diary bersama, isinya penuh dengan daily life yang dijalani dalam kehidupan masa-masa SMU dan merupakan rahasia diantara mereka bertiga. Ada cerita tentang Filan yang dihukum/dijemur di lapangan sekolah karena bolos sekolah dengan alasan hujan lebat dan hari kejepit, ada puisi-puisi tak bertuan, diskusi keagamaan, hingga gambar-gambar indah karya Phyta.
Terkadang, atau mungkin sering, green book diisi dengan chatting antara Filan dan Phyta ketika jam-jam pelajaran (since mereka sebangku ketika kelas tiga), atau bahkan disela-sela guru menerangkan pelajaran.

Tibalah dimana mereka harus berpisah, dimana mereka harus menentukan arah tujuan hidup mereka selepas seragam putih abu-abu dilepaskan. Sesungguhnya mereka bertiga telah memiliki goal yang jelas, hanya saja beberapa benturan terjadi ketika mereka ingin berjalan ke arah sana.
Untuk Phyta, dengan bakatnya yang luar biasa dalam seni menyeni, dia sangat cocok untuk menjadi seorang desainer, akan tetapi orang tuanya mengharapkan dia untuk kuliah di tempat yang memiliki masa depan menjanjikan.
Untuk Filan, dia sesungguhnya sangat ingin menjadi peneliti di bidang biologi. Dan harapan itu bersambut ketika terbuka peluang beasiswa di NTU. Harapan itu pun pupus ketika tidak diperbolehkan oleh kedua orangtuanya.
Untuk Maloy, dialah satu-satunya yang mendapatkan dukungan 100% dari kedua orangtuanya, menjadi seorang dokter (ajaib, karena keluarganya sangat protektif sementara ia harus ke semarang seorang diri demi mewujudkan cita-citanya). Dan sekarang ia sedang berkeliling ke desa-desa melakukan pengabdian demi memenuhi kewajibannya menuju gelar dr.Amaloya.
Akhirnya, mereka bertiga terpisahkan oleh geografis, antara Semarang, Jakarta dan Bandung.
Acara perpisahan pun dilakukan dengan makan-makan bareng dalam rangka ulang tahun Filan, kali ini dengan beberapa anggota 6 as 1. Akhirnya, tiga orang sahabat itu membeli tiga buah cincin simbolis dengan warna favorit masing-masing, sebagai tanda pengerat persahabatan mereka.

Semasa SMA, mereka saling menasehati ketika salah satu sedang bimbang atau sedang melenceng arah, saling menguatkan dalam menjalankan aktifitas keagamaan, fastabiqul khairot antara satu dengan yang lain, dan saling mendukung untuk kesuksesan bersama. Dan terus berlanjut hingga kini walaupun dengan tatap muka yang sangat minim.

Persahabatan mereka merupakan persahabatan unik yang penuh dengan hal-hal menyenangkan, memalukan dan menyedihkan, yang tentunya juga dimiliki oleh kebanyakan orang. Persahabatan ini tetap terpatri, hingga ketika seseorang menanyakan berapa sahabat yang dimiliki, kepada salah seorang diantara mereka. Dia pun terpikirkan kepada dua orang sahabatnya itu, plus beberapa sahabat lainnya pada chapter lain di buku kehidupannya.

So, how many best friends you have?

9 comments:

Anonymous said...

Phyta,Filan,Maloy.

ulya? ga mungkin maloy. phyta or filan.
kl phyta, desainer? *ingat tugas bunga.
kl filan, bukan bungsu (tp kekanakan).

(tuing...tuing...) :D

Ulya Raniarti said...

lah, emang cuman cerita aja, anggep aja cerpen or novel.. g usah diseriusi gitu dong pa' he3x

me said...

dan gw adalah org yg sekelas dg Phyta & Filan di kls 3. yup, gw meng-konfirm mengenai sandi, jokes internal mereka, dan buku curhat yg diisi di jam belajar.

Ul, gw ga pernah komunikasi ma Maloy lagi nih. Maloy pa kbr?

Moga persahabatan kalian dikuatkan Allah SWT ya...

Jd pengen tulis crita soal persahabatan gw juga *mikir, udah pernah ga si? kyknya dulu pernah mo nulis de. Jd ga ya? Ah, gw liat dulu deh di postingan yg lama2*

Ulya Raniarti said...

Maloy baik2 aja, dia lagi berkelana ke desa-desa, terakhir di jepara. Menyenangkan sekali pokoknya

Amin..

Inget Mourn O ga? he3x

No. HP mu berapa? aku ada dua nomormu, g tau yang mana yang bener..

Anonymous said...

salah satu nya nama alias mu ya ul..
hmm..unik namnaya..

Ulya Raniarti said...

Iya.. unik tapi nyata, he3x.

Pi said...

Waah, ga nyangka Ulya punya ingatan yg begitu detil ttg masa2 itu dulu. Inget juga ga sih klo dulu si Ocky srg manggil kita ber3 dgn sebutan "Trio Udung-udung" =D. Ternyata aku juga pernah curhat di orgy-mu ya? Lupa, lain kali bawa ya biar aku bisa back to those beautiful moments. Btw, andai temenmu si Trian ngeliat testi yg kamu kasih di halaman friendster-ku pasti dia ga bingung-bingung nebak Ulya yg mana ;p

Anonymous said...

Yah pi, telat.. dia dah tau.. aku keceplosan :p

Anonymous said...

aku sepakat sama phyta!!ga nyangka kamu bisa inget sedetail itu...jadi kangen masa2 dulu..jadi inget green book yang aku anggurin selama ini hehe afwan ya..
tnyata banyak bgt ya hal2 konyol yang udah qt lakuin...i cannot forget all the time that we had..filan und phyta jazakillah for being my best friends all this time..uhibbuki fillah...